SKRINING KESEHATAN BAGI SELURUH WBP, LANGKAH CEPAT ANTISIPASI GEJALA TBC
INFO_PAS|PEKANBARU| Indonesia menempati posisi kedua setelah India, dengan perkiraan beban kasus TBC mencapai 969.000 atau terdapat sekitar 354 kasus TBC per 100.000 penduduk. Angka kejadian TBC di Lapas/Rutan 10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat umum (WHO, 2022). Tingginya kejadian TBC pada populasi umum, kondisi overkapasitas di UPT pemasyarakatan, keterbatasan SDM dan keterbatasan sarana prasana terkait akses pelayanan kesehatan, menjadi beberapa faktor meningkatnya risiko penularan TBC di kalangan Tahanan, Narapidana, dan Anak.
Guna mempercepat penemuan kasus TBC tersebut, maka Direktorat Perawatan dan Rehabilitasi, Ditjen Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM bekerjasama dengan Tim Kerja TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan melaksannakan upaya khusus penemuan kasus secara aktif pada Tahanan, Narapidana, Anak dan Anak Binaan, melalui intervensi Chest X-Ray.
Khusus di Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Tim Kerja TBC yang terdiri dati tim medis dan seksi Kesatuan Pengamanan melaksanakan skrining tahap awal kepada wbp. Kegiatan dilaksanakan di ruang kunjungan Lapas Kelas IIA Pekanbaru,Jum’at(21/07/2023).
Kegiatan ACF TBC dengan intervensi cxr ditahun 2023 ini dilaksanakan sebanyak 1.360 (seribu tiga ratus enam puluh) wbp yang ada di Lapas Kelas IIA Pekanbaru. Skrining gejala dilakukan melalui wawancara menggunakan instrumen form skrining TBC oleh petugas kesehatan.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan skringing terhadap seluruh wbp yang ada di Lapas Kelas IIA Pekanbaru, tentunya skrining ini dilakukan secara bertahap dan bertujuan untuk antisipasi terhadap penyakit TBC.” Jelas Yulia (dokter klinik Lapas Kelas IIA Pekanbaru).