TABUHAN MARAWIS DARI BALIK JERUJI LAPAS PEKANBARU

INFO_PAS|PEKANBARU| Tak dung, tak dung, tak dung, bunyi suara tabuhan alat musik Marawis terdengar rampak, saling bersahutan, dan membentuk irama nan syahdu di aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru, Sabtu (01/07/2023). Hari ini memang tengah dilakukan latihan Marawis oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Pekanbaru. Warga binaan Lapas rutin melaksanakan kegiatan latihan Marawis yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu di aula Lapas Pekanbaru.

Marawis adalah salah satu jenis “band tepuk” dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta. Marawis merupakan kesenian bernuansa Islami yang berkembang di Tangerang, Banten. Aslinya, kesenian ini berasal dari tradisi Muslim yang dibawa oleh Bangsa Yaman.

Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru melalui Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik (Kasi Binadik) Ismadi menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu pembinaan keagamaan dan kesenian yang ada di Lapas Pekanbaru. Meskipun berada di balik tembok Lapas tidak membuat warga binaan Lapas Pekanbaru terkucil dan tidak bisa mengembangkan kemampuan dalam bermain Mawaris, sebaliknya justru warga binaan memiliki motivasi yang tinggi karena kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Pekanbaru.

“Latihan ini sebagai wujud kebersamaan dan kekompakan WBP dan kita berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar kegiatan pengisi waktu luang saja, akan tetapi harus dapat dimaknai lebih mendalam lagi. Dimana kata dan syair yang diucapkan dalam melantunkan lagu lagunya punya makna religi yang mendalam tentang kebesaran sang pencipta allah swt,“ ucap Ismadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *